Jakarta – Dalam psikologi, terapi seni sejenis psikoterapi, teknik konseling, dan program rehabilitasi yang mengarahkan orang membuat karya seni untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosional.
Seperti diketahui, setelah bencana gempa bumi di Lombok, terjadi pula gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan sekitarnya. Ide sentral di balik terapi seni adalah bahwa mengekspresikan diri melalui seni dapat digunakan untuk membantu orang mengurangi stres, mengatasi trauma, memecahkan masalah, dan memahami perasaan dan perilaku korban bencana agar lebih baik.
Menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi. (Psikolog Anak), setiap orang memiiki bakat dan itu perlu diasah dengan menggali lebih dalam agar keluar. Dalam hal ini,
Penerbit Erlangga dalam Erlangga Talent Week 2018 25-26 Oktober 2018, mengajak banyak orang untuk membantu para korban gempa tersebut dengan menggunakan bakat yang kita miliki.
“Kalau dilihat dengan moment ini adalah saya mau tekankan moment seperti ini bisa membuat orang meluncurkan bakatnya masing – masing. Dikaitkan dengan bencana alam, mengembangkan bakat bukan hanya untuk tujuan personal aja. Bukan hanya untuk terkenal dan lainnya, seerta banyakin followers. Tapi sekarang bakat ini pun adalah anugerah, ini kita manfaatkan untuk kepentingan orang – orang lain, dan untuk membahagiakan orang lain,” ujar Vera saat ditemui di acara Talkshow Menggunakan Bakat Kita untuk Meringankan Derita Korban Gempa yang diselenggarakan oleh Penerbit Erlangga, Jakarta, Senin, (22/10/2018).
Salah satu aktivitas memulihkan trauma pasca bencana adalah dengan terapi seni Brush Lettering bersama Living Loving. Menurut Windrati Hapsari, selaku (Koordinator Editorial Erlangga for Kids, juri lomba Illustrate a Story, dan pembina komunitas pendongeng di Indonesia), hasil dari brush lettering yang dilakukan orang – orang di Jakarta tepatnya di 2Madison Gallery hasilnya akan disumbangkan ke para korban bencana di Palu.
“Nantinya, kami akan antarkan langsung ke Palu,” ujar Windrati.
Selain itu, pemulihan trauma pada anak – anak juga sangat penting. Dalam hal ini, Windrati menjelaskan, Penerbit Erlangga, sudah memilih buku – buku yang sangat mengedukasi dan juga menghibur. Hal ini agar menjadikan anak – anak bisa cepat melupakan traumanya dan kembali seperti sedia kala. (tka)