Bakat anak tidak akan muncul begitu saja tetapi perlu ditemukan dan penggalian bakat itu butuh proses. Demikian disampaikan psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo.
“Orang tua tidak bisa memaksa. Tidak ada vitamin supaya bakat kelihatan, harus mengobservasi, dari hari ke hari apa bakat anak mereka,” kata Vera dalam acara Road to Erlangga Talent Week (ETW) 2019 di Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2019, seperti dilansir Kantor Berita Antara.
Orang tua, menurut Vera, sebaiknya memberikan pilihan seluas-luasnya kepada anak sekaligus paparan tentang berbagai keterampilan terutama jika pihak sekolah tak menyediakannya.
Lalu bagaimana cara mengobservasinya? Setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan orang tua. Pertama, perhatikan apakah anak tidak pernah lelah dan bosan melakukan atau membicarakan suatu hal. Jika ada, itu namanya bakat.
Kedua, lihat apakah anak jika melakukan suatu aktivitas hasilnya di atas rata-rata anak seusianya, misalnya menggambar lebih detil, warna lebih kompleks.
Ketiga, ketika anak diajarkan suatu hal yang dia sukai, dia akan menguasainya lebih baik ketimbang anak lain.
Vera mengatakan, bakat anak bisa berasal dari sesuatu yang dia sukai dan bukan tidak mungkin kesukaan itu lebih dari satu hal.
Di sisi lain, kemajuan teknologi digital bisa menjadi tantangan sekaligus bisa membantu pengembangan bakat anak.
Lingkungan terdekat anak berperan mengarahkan anak dapat memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin dan menjaga keseimbangan antara aktivitas di dunia maya dan nyata.
Sumber: pikiran-rakyat.com